BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Bisul (bahasa Latin:
abscessus) adalah sekumpulan nanah
(neutrofil mati) yang telah
terakumulasi di rongga di jaringan setelah terinfeksi
sesuatu (umumnya karena bakteri
atau parasit)
atau barang asing (seperti luka tembakan/tikaman). Furunkel (boil dan isul)
adalah peradangan pada folikel ramut pada kulit dan jaringan sekitarnya yang
sering terjadi pada daerah bokong,kuduk,aksila,badan dan tungkai furunkel dapat
berbentuk pada lebih dari satu tempat yang biasa di sebut sebagai furunkulosis.
Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus aureus, tetapi bisa juga disebabkan
oleh bakteri lainnya atau jamur.
Menurut beberapa
ahli:
1. Kliegman, ann M. Arvin
Furunkel adalah Infeksi akut dari satu folikel rambut yang
biasanya mengalami nekrosis disebabkan oleh Staphylococcus aureus.
2.
Richard E. Behrman
Furunkel merupakan
tonjolan yang nyeri dan berisi nanah yang terbentuk dibawah kulit ketika
bakteri menginfeksi dan menyebabkan inflamasi pada satu atau lebih folikel
rambut. Furunkel juga merupakan infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel
rambut dan jaringan subkutaneus disekitarnya.
3.
Wilson M. Lorraine
Furunkel adalah peradangan pada folikel rambut dan jaringan
yang disekitarnya, yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus.
Furunkel
(bisul) merupakan inflamasi akut yang timbul dalam pada satu atau lebih folikel rambut dan menyebar ke lapisan
dermis di sekitarnya.
Kelainan ini lebih dalam daripada folikulitis.
(Furunkulosis mengacu kepada lesi
yang multiple atau rekuren). Furunkel dapat terjadi pada setiap bagian tubuh
kendati lebih prevalen pada daerah-daerah yang mengalami iritasi, tekanan,
gesekan dan perspirasi yang berlebihan, seperti bagian posterior leher, aksila
atau pantat (gluteus).
Furunkel (bisul) mengelilingi
nekrotis sentral atau inti disebabkan oleh stapholococcus yang memasuki kulit
melalui folikel rambut. S. aureus adalah penyebab infeksi piogenik kulit yang
paling sering, ia dapat juga menyebabkan furunkel, karbunkel, osteomelitis,
artritis septik, infeksi luka, abses, pneumonia, empiema, endokarditis,
meningitis dan penyakit yang diperantarai toksin, termasuk keracunan makanan.
Bisul merupakan nanah yang terkumpul
dalam satu rongga yang sangat menyakitkan. Kelompok bisul biasa
dipanggi pekung (carbuncles) tetapi perubahan pada kulit seperti ini tidak
biasa berlaku pada kanak-kanak.
Secara medis, bisul adalah infeksi kuman
pada folikel rambut dan kelenjar minyak kulit. Bisul merupakan salah satu
penyakit kulit yang disebabkan oleh kuman. Penyakit ini sering dijumpai pada
anak karena daya tahan kulitnya terhadap invasi kuman belum sesempurna orang
dewasa. Kelainan berupa masa padat kemerahan berbentuk kerucut, ditengahnya
terdapat gelembung bernanah. Kemudian melunak menjadi abses lalu pecah.
Biasanya mengeras dan terdapat pada bokong, kuduk, belakang bagian leher,
dibawah ketiak, badan dan tungkai, dan sekeliling pinggang, pangkal paha, atas
kaki, punggung. Furunkel (boil/bisul) dapat terbentuk pada lebih dari satu
tempat yang biasa disebut sebagai furunkulosis.
B.
Bisul pada
Neonatus
Dalam
keadaan yang normal, sekitar 50 persen bayi yang lahir cukup bulan sering
mengalami bisul-bisul kecil atau jerawat yang dikelilingi oleh warna kulit yang
kemerahan. Gangguan ini bisa timbul di seluruh tubuh bayi, entah itu di wajah,
badan, punggung, tangan, kaki, dan tempat-tempat lainnya.
Puncak
terjadinya bisul-bisul ini umumnya saat bayi berusia dua hari dan biasanya
dialami selama kurang lebih dua minggu. Akibat adanya bisul-bisul ini, orang
tua enggan memandikan bayinya karena takut kondisinya akan memburuk. Padahal
dengan begitu, justru bisa mengundang infeksi kulit karena kulit si kecil
berdaki atau kotor akibat tidak dimandikan. Jadi solusinya sederhana saja,
tetap mandikan bayi seperti biasa.
Belum
sempurnanya fungsi kulit pada bayi juga membuat bayi mudah terserang infeksi
mikroorganisme. Salah satunya, infeksi bakteri Stafilokokkus aureus, yang
menyebabkan bisul. Bisul seringkali dimulai dari peradangan folikel (akar
rambut) dan jaringan sekitarnya. Karena itu, pada bayi dan batita, bisul kerap
timbul di kulit kepala. Sebab memang pembentukan folikel rambut di daerah ini
belum sempurna dan keringat pun sering keluar dalam jumlah banyak. Namun bisul
juga dapat timbul di bagian kulit mana saja, termasuk ketiak, leher, lipat
paha, atau pantat.
Penyebabnya
belum diketahui secara pasti. Walaupun demikian, hal ini tidak perlu terlalu
dikhawatirkan karena gangguan yang dalam bahasa lainnya Erythema Toxicum ini
akan hilang dengan sendirinya tanpa perlu diobati.
Namun
dalam kondisi lain, yaitu keadaan yang abnormal Erythema Toxicum biasanya
merupakan suatu gangguan pada kulit bayi yang berdiri sendiri. Artinya, tidak
ada gejala lain selain dari gejala yang sudah diterangkan sebelumnya.
Bila
orang tua menemukan bisul-bisul disertai dengan adanya demam, gatal, bernanah
dan lain sebagainya, si kecil mungkin mengalami penyakit kulit. Bisa saja
penyakit kulit tersebut berupa infeksi, jamur atau bahkan alergi.
C.
Bisul pada Bayi
Dibanding
kulit orang dewasa, kulit bayi masih memiliki perbedaan yang jelas. Pada bayi,
karena kulitnya masih dalam tahap perkembangan dan penyempurnaan, fungsinya
belum berlangsung dengan baik, sehingga rentan terhadap berbagai gangguan dari
lingkungan. Fungsi kulit bayi yang masih dalam perkembangan ini, dan belum
sempurnanya berbagai fungsi komponen-komponen penting pada kulit, membuat si
kecil mudah sekali terserang organisme seperti virus, bakteri, dan jamur.
Misalnya
saja, proses penyerapan dan pengeluaran keringat belum berjalan semestinya.
Akibatnya, sering dijumpai bayi yang berkeringat berlebihan. Keringat yang
keluar belum diserap oleh kulit dengan sempurna, sehingga terjadi kelembaban
berlebih pada bagian tubuh bayi. Fungsi keratinisasi yang belum sempurna juga
mengakibatkan proses pembentukan kulit baru belum berlangsung secara teratur.
Belum sempurnanya fungsi kulit ini, membuat bayi mudah terserang infeksi
mikroorganisme. Salah satunya, infeksi bakteri Stafilokokkus aureus, yang
menyebabkan bisul. Bisul seringkali dimulai dari peradangan folikel (akar
rambut) dan jaringan sekitarnya. Karena itu, pada bayi dan batita, bisul kerap
timbul di kulit kepala. Sebab memang pembentukan folikel rambut di daerah ini
belum sempurna dan keringat pun sering keluar dalam jumlah banyak. Namun bisul
juga dapat timbul di bagian kulit mana saja, termasuk ketiak, leher, lipat
paha, atau pantat
D.
Etiologi/ Penyebab
Furunkel
dapat terjadi pada setiap bagian tubuh kendati lebih prevalen pada
daerah-daerah yang mengalami iritasi, tekanan, gesekan dan perspirasi yang
berlebihan, seperti bagian posterior leher, aksila atau pantat (gluteus).
Furunkel
dapat berawal sebagai “jerawat” yang kecil, merah, menonjol dan terasa sakit.
Kerapkali infeksi ini berlanjut dan melibatkan jaringan kulit serta lemak
subkutan dengan menimbulkan nyeri tekan, rasa sakit dan selulitis di daerah
sekitarnya. Daerah kemerahan dan indurasi menggambarkan upaya tubuh untuk
menjaga agar infeksi tetap terlokalisasi. Bakteri (biasanya stafilokokus)
menimbulkan nekrosis pada jaringan tubuh yang diserangnya. Terbentuknya bagian
tengah bisul yang khas terjadi beberapa hari kemudian. Kalau hal ini terjadi,
bagian tengah tersebut menjadi berwarna kuning atau hitam, dan bisul semacam
ini dikatakan oleh orang awam sebagai bisul “yang sudah matang”.
Furunkel
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Iritasi
pada kulit
2. Kebersihan
kulit yang kurang terjaga
3. Daya
tahan tubuh yang rendah
4. Infeksi
oleh staphylococcus aureus. Berbentuk bulat (coccus), diameter 0,5-1,5µm,
susunan bergerombol seperti anggur, tidak mempunyai kapsul, nonmotil, katalase
positif, pada pewarnaan gram tampak berwarna ungu.
5. Bakteri
lain atau jamur. Paling sering ditemukan didaerah tengkuk, axial, paha
dan bokong. Akan terasa sangat nyeri jika timbul didaerah sekitar hidung,
telinga, atau jari-jari tangan.
Bayi yang lebih beresiko terkena bisul diantaranya
adalah bayi yang:
1. Kurang terjaga kebersihan
Faktor
kebersihan memegang peran penting terjadi-tidaknya infeksi. Bila lingkungan
kurang bersih, infeksi akan mudah terjadi. Karena itu, pada bayi, gejala bisul
mudah dijumpai. Bayi dan anak-anak identik dengan dunia eksplorasi dalam
bermain, apalagi bila terkena benda kotor semisal tanah. Belum lagi setelah
main, anak tidak dicuci tangannya. Sehingga kebersihan anak dan bayi tak dijaga,
akan mempermudah terjadinya bisul.
Orang tua yang
tidak menjaga kebersihan tubuh bayi dan lingkungannya dengan baik, otomatis
lebih berpeluang terpapar kuman penyebab bisul. Tak heran kalau mereka yang
tinggal di daerah pemukiman padat, di daerah pengungsian, dimana faktor
kebersihannya terabaikan akan lebih mudah bisulan. Namun harus diingat,
walaupun tinggal di tempat yang bersih tapi kalau jarang dimandikan dan dijaga
kebersihkan badan san bayi, dengan sendirinya kuman pun akan bersarang.
2. Tinggal di daerah tropis
Secara geografis
Indonesia termasuk daerah tropis. Dimana udaranya panas sehingga dengan mudah
bayi akan berkeringat. Keringat pun bisa menjadi salah satu pemicu munculnya
bisul. Terutama bisul yang terjadi pada kelenjar keringat.
3. Faktor gizi
Gizi yang kurang
juga dapat mempengaruhi timbulnya infeksi. Bila gizi kurang, berarti daya tahan
tubuh menurun, sehingga akan mempermudah timbulnya infeksi. Terlebih pada bayi,
kekebalan tubuhnya kurang dibandingkan orang dewasa.
4. Sistem imuniti
Sistem imuniti badan yang lemah seperti pembawa HIV, menurunnya daya tahan
tubuh bisa disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya kurang gizi, gangguan
darah seperti anemia, mengidap penyakit keganasan seperti kanker, atau penyakit
lain seperti diabetes dan sebagainya. Biasanya faktor pemicu itu tak muncul
sendirian, melainkan ada beberapa sekaligus. Misalnya karena selalu berkeringat
kemudian muncul biang keringat. Karena gatal, lalu digaruk, ditambah lagi
kebersihannya jelek dan gizinya pun rendah, akhirnya jadi bisul. Begitu
seterusnya.
E.
Patofisiologi
Infeksi
di mulai dari peradangan pada folikel rambut pada kulit (Folikulitis) yang
menyebar pada jaringan sekitarnya.
Radang
nanah yang dekat sekali dengan kulit di sebut pustule. Kulit diatasnya
sangat tipis, sehingga nanah di dalamnya dapat dengan mudah mengalir keluar.
Sedangkan bisulnya sendiri berada pada daerah kulit yang lebih dalam.
Kadang
kadang nanah berada dalam isul di serap sendiri oleh tubuh tetapi lebih sering
mengalir sendiri melalui lubang pada kulit.
Bakteri
stafilokokus aureus umumnya masuk melalui luka, goresan atau robekan pada
kulit. Respon primer host terhadap infeksi stafilokokus aureus adalah
mengerahkan sel PMN ketempat masuknya kuman tersebut untuk melawan infeksi yang
terjadi. Sel PMN ini ditarik ketempat infeksi oleh komponen bakteri seperti
formylated peptides atau peptidoglikan dan sitokolin TNF (tumor necrosis
factor) dan IL (interleukin) yang dikeluarkan oleh sel endotel dan makrofak
yang teraktivasi, hal tersebut menyebabkan inflamasi dan terbentuklah pus (gab
sel darah putih, bakteri, dan sel kulit mati).
F.
Jenis Bisul
Bisul
biasanya diawali dengan kulit kemerahan, membengkak, dan ada benjolan yang
terasa sakit di bawah permukaan kulit. Ketika infeksi berlanjut, terbentuk
kantung nanah dalam kulit, yang berisi bakteri, sel kulit mati, dan sel darah
putih. Puncak bisul -yang sering disebut mata bisul- muncul di tengah-tengah
bisul. Dari mata bisul inilah biasanya nanah akan pecah.
Berdasarkan
jumlah mata bisul yang ada, bisul dibedakan menjadi:
1. Furunkel
atau bisul kecil yang hanya memiliki satu mata.
Letak bisul bisa di beberapa tempat tapi
jarang-jarang. Jika furunkel satu mata ini jumlahnya banyak dan letaknya
menyebar di sejumlah anggota tubuh, disebut furunkulosis.Pada bayi dan balita,
jenis bisul yang terjadi biasanya furunkulosis. Ini biasanya diawali oleh biang
keringat yang berlanjut menjadi bisul. Karena bisul dan biang keringat
seringkali menimbulkan gatal, anak akan menggaruk bisul tersebut. Garukan
tangan pada tempat yang berbeda akan menularkan kuman ke bagian tubuh lain
sehingga di bagian tubuh itu timbul bisul pula. Bisul ini menimbulkan rasa
nyeri dan berdenyut-denyut. Itu sebabnya bisul yang parah kadang mengakibatkan
demam pada anak, karena anak tubuh anak berusaha melawan kuman yang terdapat
pada bisul.
2. Karbunkel
Karbunkel
yaitu apabila beberapa bisul yang berdekatan menyatu dan mengakibatkan
terbentuknya beberapa mata bisul.
Karbunkel
adalah sekumpulan bisul yang menyebabkan pengelupasan kulit yang luas serta
pembentukan jaringan parut. Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus.
Pembentukan
dan penyembuhan karbunkel terjadi lebih lambat dibandingkan bisul tunggal dan
bisa menyebabkan demam serta lelah karena merupakan infeksi yang lebih
serius.Terjadi pada pria dan paling banyak ditemukan di leher bagian belakang.
Karbunkel juga cenderung mudah diderita oleh penderita diabetes, gangguan
sistem kekebalan dan dermatitis.
G.
Tanda dan Gejala
Gejala
yang timbul dari adanya furunkel bervariasi, bergantung pada beratnya penyakit.
Gejala yang sering ditemui pada furunkel adalah sebagai berikut :
- Nyeri pada daerah ruam.Muncul tonjolan yang nyeri, berbentuk halus, berbentuk kubah dan bewarna merah disekitarnya.
- Ruam pada daerah kulit berupa nodus eritematosa yang berbentuk kerucut dan memiliki pustule.
- Nodul dapat melunak menjadi abses yang berisi pus dan jaringan nekrotik yang dapat pecah membentuk fistel lalu keluar melalui lobus minoris resistensiae.
- Setelah seminggu, umumnya furunkel akan pecah sendiri dan sebagian dapat menghilang dengan sendirinya.
- Ukuran tonjolan meningkat dalam beberapa hari dan dapat mencapai 3-10 cm atau bahkan lebih.
- Demam dan malaise sering muncul dan pasien tampak sakit berat.
- Jika pecah spontan atau disengaja, akan mengering dan membentuk lubang yang kuning keabuan pada bagian tengah dan sembuh perlahan dengan granulasi.
- Waktu penyembuhan kurang lebih 2 mg.
- Jaringan parut permanen yang terbentuk biasanya tebal dan jelas.
H.
Penatalaksanaan
Asuhan
yang diberikan pada neonatus dengan furunkel tergantung dari keadaan penyakit
yang dialaminya. Asuhan yang lazim diberikan adalah :
1. Kebanyakan
furunkel tidak membutuhkan pengobatan dan akan sembuh dengan sendirinya
2. Pemeliharaan
kebersihan daerah yang mengalami furunkel serta daerah sekitarnya
3. Pengobatan
topical, lakukan kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan melunakkan
nodul.Kompres hangat dapat dilakukan sambil menutup ruam untuk mencegah
penularan ke daerah lainnya
4. Jangan
memijit furunkel terutama di daerah hidung dan bibir atas karena dapat menyebabkan
penyebaran kuman secara homogen
5. Bila
furunkel terjadi di daerah yang janggal seperti pada hidung atau telinga maka
dapat berkolaborasi dengan dokter untuk melakukan insisi
6. Jika
memungkinkan dapat membuka bisul dengan cara :
- Beri penjelasan apa yang akan dilakukan atau inform consent
- Minta seseorang untuk memegangi anak
- Ambilah sebuah pisau bedah yang steril dan bukalah bisul dengan segera pada puncaknya saja.Kemudian masukkan penjepit dalam luka dan bukalah penjepitnya.Dengan cara ini, akan membuka jalan keluar untuk nanah tanpa mengganggu sesuatu pisau bedah jangan sampai masuk ke dalam karena dapat melukai pembuluh darah syaraf
- Pemberian analgetik, misalnya aspirin atau paracetamol untuk mengatasi nyeri
- Tutuplah luka dengan kain kasa kering, usahakan agar satu sudut dari kassaa dimasukkan agar tetap terbuka, sehingga nanah dapat keluar
- Bersihkan alat – alat
- Pesankan akan ganti perban
7. Terapi
antibiotika dan antiseptic diberikan tergantung kepada luas dan beratnya
penyakit.
a. Topikal
Topical diberikan salep yang mengandung basitrasin dan
neomisin, asam fusidat , natrium fusidat atau yang mengandung mupirosin. Bila
terjadi ulkus atau lesi masih eksudatif dilakukan kompres terbuka dengan
larutan permanganas kalikus 1/ 5000, larutan rivanol 0,1% atau povidin iodine
5%-10%.
b. Sistemik
Sistemik diberikan antibiotic, seperti :
·
Koksasilin 3 x 500 mg per oral/ hari selama 5-7 hari atau
·
Sefadroksil 2 x 500 mg peroral/ hari selama 10-14 hari
·
Bila alergi terhadap penisilin diberikan eritromisin
·
Pada furunkel maligna diberikan sefotaksim 1 gram
intramuskuler per 8 jam selama 10 hari.
·
Achromyem 250 mg 3 atau 4 kali per
hari.
8. Bila
furunkel terjadi secara menetap atau berulang atau dalam jumlah yang banyak
maka kenali faktor predisposisi adanya diabetes melitus
Bawa ke Dokter jika Bisul Itu…
- Berlokasi di wajah, anus, lipat paha, atau tulang belakang
- Menyebabkan demam atau rasa sakit yang berat
- Mengganggu gerakan anggota tubuh
- Menyebabkan pembengkakan, garis merah, atau perubahan warna di bagian kulit di dekatnya
- Anak mengalami bisul yang tidak mereda setelah penanganan selama seminggu
- Dialami anak yang diabetes. Periksakan anak segera, bahkan ketika baru mengalami bisul yang kecil, karena anak lebih rentan mengalami infeksi lanjutan
- Dialami penderita beberapa kali, dalam waktu yang pendek. Dokter akan mengecek apakah ada penyakit lain yang mempengaruhi kemampuan tubuh anak dalam melawan infeksi.
Rawatan
khusus untuk bisul ini akan ditentukan oleh doktor berdasarkan umur bayi
tersebut juga bergantung kepada toleransi tubuh bayi terhadap obat yang
diberikan.Perawatan termasuk :
1. Anti-biotik
yang sesuai
- Pemberian obat-obatan antibiotik secara oral atau suntikan berdasarkan kebutuhannya
- Melakukan pembedahan kecil untuk mengeluarkan nanah
Jika
infeksi ini bisa dikeluarkan semuanya, antibiotik tak diperlukan. Jika infeksi
itu dalam, dokter akan menutup luka itu dengan perban steril untuk menjaga agar
sayatan itu tetap terbuka dan nanahnya tetap keluar. Pasien akan perlu kembali
ke dokter beberapa kali untuk diganti perbannya dan untuk memastikan apakah
nanahnya sudah keluar semua.
Proses
pengobatan bisul pun berbeda. Artinya, disesuaikan tempat tubuh bisul tersebut.
Bisul di wajah harus diobati secara khusus. Karena, wajah merupakan bagian
tubuh sensitif. Jadi harus menggunakan obat-obat khusus yang tidak merusak
jaringan kulit dan tidak menggunakan obat keras.
1. Perawatan Suportif,
Pemberian cairan infuse, kompres untuk
demam dan tindakan suportif lainnya, diperlukan pada pasien-pasien yang
sakitnya berat atau yang menderita toksisitas. Kompres basah dan hangat akan
meningkatkan vaskularisasi serta mempercepat kesembuhan furunkel atau
karbunkel. Kulit di sekeliling lesi dapat dibersihkan secara hati-hati dengan
sabun antibakteri dan kemudian diolesi dengan salep antibiotic.
2. Ekstraksi,
Kalau pus sudah terlokalisasi dan bersifat
fluktuan (bergerak dengan gelombang yang dapat diraba), tindakan insisi kecil
dengan scalpel akan mempercepat kesembuhan karena tegangan akan berkurang dan
evakuasi pus serta jaringan nekrotik yang lepas terjadi secara langsung. Kepada
pasien diberitahukan agar menjaga drainase lesi yang di tutupi dengan kasa.
3. Tindakan Anti-Infeksi,
Kasa
yang sudah kotor harus ditangani dengan tindakan penjagaan yang universal.
Petugas keperawatan harus mematuhi tindakan isolasi dengan seksama agar tidak
menjadi karier stafilokokus. Sarung tangan disposable harus dikenakan ketika
merawat pasien-pasien ini.
·
Tindakan penjagaan yang khusus harus dilaksanakan dalam
perawatan bisul di daerah wajah karena kulit di daerah tersebut mengalirkan
darahnya langsung ke dalam sinu-sinus venosus kranialis. Thrombosis sinus
dengan piemia yang fatal diketahui pernah terjadi setelah dilakukan manipulasi
bisul di tempat ini.
Tirah
baring dianjurkan bagi pasien yang menderita bisul di daerah perineum atau
anus, dan terapi antibiotic sistemik diperlukan untuk mengendalikan penyebaran
infeksi.
I. Prognosis
Umumnya
baik. Asalkan mendapatkan penanganan yang adekuat dan faktor penyebab dapat
dihilangkan, dan prognosis menjadi kurang baik bila terjadi komplikasi.
J.
Pencegahan
Menjaga
kebersihan kulit dengan sabun cair yang mengandung zat anti-bakteri merupakan
cara terbaik untuk mencegah terjadinya infeksi atau mencegah penularan.Agar
bayi tidak mudah bisulan, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
- Jika bayi mudah berkeringat, usahakan agar keringat tersebut segera dikeringkan
- Biang keringat yang timbul pada kulit bayi harus dibersihkan dengan handuk basah
- Jaga kebersihan tubuh bayi sepanjang hari dengan sering memandikannya jika terlalu banyak keringat yang keluar
- Upayakan lingkungan di sekitar bayi selalu bersih
- Ventilasi udara di ruangan bayi harus cukup sehingga ruangan bayi tidak lembab
- Jangan kenakan bayi dengan pakaian ketat atau dari bahan yang tidak menyerap keringat
- Ganti pakaian bayi dengan segera jika basah atau kotor
- Jangan membubuhkan bedak pada kulit bayi jika keluar keringat
- Usahakan kebutuhan gizi bayi selalu terpenuhi.
- Pahami penanganannya
K.
Komplikasi
Berikut adalah beberapa komplikasi
furunkel:
- Furunkel malignan yaitu furunkel yang timbul pada daerah segitiga yang dibatasi oleh bibir atas dan pinggir lateral kedua mata, oleh karena dapat meluas ke dalam intra kranial melalui vena facialis dan anguular emissary dan juga pada vena tersebut tidak mempunyai katup sehingga menyebar ke sinus cavernosus yang nantinya bisa menjadi meningitis.
- selulitis bisa terjadi apabila furunkel menjadi lebih dalam dan meluas.
- Bakterimia dan hematogen : bakteri berada di dalam darah dapat mengenai katup jantung, sendi, spine, tulang panjang, organ viseral khususnya ginjal
- Furunkel yang berulang, hal ini disebabkan oleh higine yang buruk.
L.
Peran Bidan
Sebagai
seorang bidan, sesuai dengan kewajiban untuk menolong sesama namun dengan
keterbatasan wewenangnya dapat membantu pasien yang mengalami masalah bisulan.
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bidan dapat membantu bayi baru lahir
maupun bayi yang mengalami bisul dengan mengompres daerah bisul dengan air
hangat selama 20-30 menit, 3-4 kali sehari, untuk meningkatkan sirkulasi darah
ke tempat tersebut namun harus dilakukan dengan bahan dan alat yang higienis.
Bidan juga dapat menginformasikan kepada klien bahwa bisul yang diderita oleh
anaknya (bayi baru lahir atau bayi) merupakan gangguan kulit yang tidak terlalu
berbahaya dimana sebagian besar akan sembuh dengan sendirinya tanpa
pengobatan namun dengan mempertahankan kebersihan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Furunkel(boil
dan isul) adalah peradangan pada folikel ramut pada kulit dan jaringan
sekitarnya yang sering terjadi pada daerah bokong,kuduk,aksila,badan dan
tungkai furunkel dapat berbentuk pada lebih dari satu tempat yang biasa di
sebut sebagai furunkulosis.Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus aureus,
tetapi bisa juga disebabkan oleh bakteri lainnya atau jamur.
Furunkel
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Iritasi
pada kulit
2. Kebersihan
kulit yang kurang terjaga
3. Daya
tahan tubuh yang rendah
4. Infeksi
oleh staphylococcus aureus. Berbentuk bulat (coccus), diameter 0,5-1,5µm,
susunan bergerombol seperti anggur, tidak mempunyai kapsul, nonmotil, katalase
positif, pada pewarnaan gram tampak berwarna ungu.
5. Bakteri
lain atau jamur. Paling sering ditemukan didaerah tengkuk, axial, paha
dan bokong. Akan terasa sangat nyeri jika timbul didaerah sekitar hidung,
telinga, atau jari-jari tangan.
B.
Saran
Sebaiknya
jangan memakaikan baju yang tidak bisa menyerap keringat pada bayi karena bayi
mudah berkeringat, selalu memperhatikan tingkah laku bayi yang sedang bermain,
menjaga kondisi bayi, dan menjaga selalu kebersihan serta mengetahui tanda dan
gejala yang dapat menyebabkan timbulnya masalah tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Dewi, Lia. 2000.
Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FK-UI Salemba
Medika.
____________. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan balita. Jakarta: Salemba Medika.
Fauziah,
Afroh dan Sudarti. 2012. Asuhan Kebidanan Naonatus, Bayi, dan
Anak Balita.Yogyakarta:
Nuha Medika.
Francin,
Emanuel. 2004.Apakah Anakku Sehat ?.
Jakarta: Binarupa Aksara.
Sudarti. 2010. Kelainan
dan Penyakit pada Bayi dan Anak.Yogyakarta: Nuha Medika.
0 comments:
Post a Comment